· saham · 3 min read
Risk Reward Kunci Tenang Saat Chart Bergerak Lawan Arah
Buat kamu yang sibuk kerja dan cuma punya waktu terbatas buat analisa saham, ini pelajaran penting tentang kenapa risk reward jauh lebih krusial daripada sekadar win rate.

Risk Reward: Kunci Tenang Saat Chart Bergerak Lawan Arah
Saya ingat banget momen pertama kali saham saya turun 5% setelah beli. Rasanya kayak ditonjok. Panik, tangan gatal mau cut loss, tapi hati juga bilang, “Ah, sabar dikit lagi, siapa tahu naik…”
Dan itu sering kejadian.
Masalahnya bukan cuma di teknik. Tapi di mindset dan ekspektasi kita terhadap market. Banyak dari kita—termasuk saya dulu—berpikir kalau saham bergerak lawan arah, berarti strategi kita salah. Padahal belum tentu.
Market Bisa Benar-Benar Salah — Dan Strategi Kita Tetap Valid
Kalau kamu sudah lama di pasar, kamu tahu: ada masa-masa market nggak kasih peluang. Lagi bearish, volatile, atau sideways lemas. Dalam situasi kayak gini, strategi apapun rasanya kayak nggak ngaruh.
Tapi kalau kamu paham risk reward dan market cycle, kamu tahu kapan waktunya sabar, kapan waktunya ngerem, dan kapan waktunya ngebut.
Saya pribadi mulai membatasi posisi kalau indeks kelihatan lemah, atau breakout gagal muncul. Nggak ada feeling perlu “pembalasan”.
Karena kalau kamu masuk saat market lagi ogah naik, kamu bukan hanya rugi — kamu juga rugi energi, fokus, dan kepercayaan diri.
Studi Kasus: Trader A vs Trader B
Mari kita bayangkan dua trader.
📊 Perbandingan Trader A vs Trader B
Trader A | Trader B | |
---|---|---|
Win Rate | 80% (menang 8 dari 10 transaksi) | 30% (menang 3 dari 10 transaksi) |
Risk per trade | 5% | 2% |
Reward per trade | 2% | 6% |
Total Transaksi | 10 | 10 |
Profit dari transaksi menang | 8 Ă— 2% = +16% | 3 Ă— 6% = +18% |
Rugi dari transaksi kalah | 2 Ă— 5% = -10% | 7 Ă— 2% = -14% |
Total Net Profit | +6% | +4% |
→ Tapi ini dengan perbandingan normal |
Sekarang kita ubah sedikit angkanya — trader A tetap menang banyak, tapi risk-nya lebih besar dari reward.
Trader A (versi rawan rugi) | Trader B | |
---|---|---|
Win Rate | 80% (menang 8 dari 10 transaksi) | 30% (menang 3 dari 10 transaksi) |
Risk per trade | 10% | 2% |
Reward per trade | 2% | 6% |
Profit dari transaksi menang | 8 Ă— 2% = +16% | 3 Ă— 6% = +18% |
Rugi dari transaksi kalah | 2 Ă— 10% = -20% | 7 Ă— 2% = -14% |
Total Net Profit | -4% (Rugi meski sering menang) | +4% (Untung meski sering salah) |
Kesimpulannya? Win rate tinggi itu bagus, tapi tanpa risk reward yang sehat, tetap berbahaya.
Latihan Sederhana Buat Kamu yang Baru Mulai
Kalau kamu masih mencari sistem yang cocok buat waktu kamu yang terbatas, coba latihan ini:
- Buka chart malam ini, cari saham yang momentumnya jelas — naik kuat dengan volume bagus.
- Tentukan area support terdekat sebagai tempat stop loss.
- Ukur jarak dari entry ke stop loss → misal 4%.
- Kalikan itu 3x untuk target profit → berarti targetmu harus minimal 12% dari entry.
- Simulasikan: apakah itu realistis berdasarkan struktur chart-nya?
Dan disiplinkan satu hal kecil dulu: misal maksimal stop loss 8%, take profit 3R.
Kalau kamu terbiasa menilai peluang kayak gini, kamu akan lebih tenang saat chart bergerak lawan arah.
Penutup
Buat kamu yang kerja 9 to 5 dan nggak bisa liatin chart seharian, satu hal penting: kamu nggak perlu tahu semua saham. Tapi kamu perlu tahu mana yang layak diperjuangkan. Dan itu datang dari sistem yang ngerti risiko.
Kalau malam ini kamu punya waktu 30 menit, coba cari 1 saham yang secara struktur bisa kasih kamu 3R — dan lihat apakah kamu bisa tahan dengan stop loss-nya.
Menurut kamu, lebih penting win rate tinggi atau risk reward sehat?
Saya juga masih belajar. Tapi satu hal yang saya tahu: kita bisa jadi trader yang lebih baik — bahkan kalau waktunya cuma sejam sehari.